- Program Kerjasama dengan Stakeholder dalam Integrasi Pelaksanaan Program Pengelolaan Biodiversity Ekosistem Mangrove
- Program Penguatan Rehabilitasi Ekosistem Mangrove
- Program Pengembangan Upaya Pengawetan Jenis dan Plasma Nutfah melalui Arboretum
- Program Pengembangan dan Penguatan Sosial Ekonomi Masyarakat untuk Mendukung Pengelolaan Biodiversity Ekosistem Mangrove
Program Pengembangan Upaya Pengawetan Jenis dan Plasma Nutfah melalui Arboretum
Arboretum adalah upaya pelestarian suatu ekosistem dengan mengumpulkan jenis dan plasma nuttfah yang ada pada suatu lokasi yang terkontrol, dengan tujuan untuk mempertahankan keberadaan keanekaragaman hayati agar tidak punah. Arboretum adalah ekosistem yang dibuat semaksimal mungkin bersifat alami untuk kepentingan pelestarian spesies agar tidak punah dan juga untuk ilmu pengetahuan generasi mendatang.
Arboretum berasal dari bahasa latin arboreta (pohon) dan rium (tempat), dengan demikian arboretum merupakan tempat atau wilayah untuk menanam pohon. Arboretum Mangrove di Segara anakan sebaiknya tidak hanya menanam pohon mangrove tetapi juga terna, semak yang tumbuh yang ditujukan sebagai koleksi dan konservasi tumbuhan mangrove di segara anakan. Arboretum mangrove segara anakan harus merupakan salah satu upaya pelestarian ekosistem mangrove dan turut mendukung konservasi ekosistem mangrove di kawasan segara anakan.
Arboretum sebaiknya dibagi ke dalam beberapa zona, diantaranya zona tanaman mangrove berkasiat obat, tanaman mangrove langka, tanaman sumber pangan, tanaman bahan bangunan dan zona budidaya.
Manfaat arboretum :
- Digunakan sebagai tempat diskusi, praktikum dan penelitian oleh berbagai kalangan, baik institusi pendidikan, penelitian dan umum
- Tempat pembelajaran mengenai lingkungan dan keanekaragaman hayati mangrove untuk berbagai jenjang pendidikan dan umum.
- Laboratorium lapangan, arboretum merupakan sumber daya plasma nutfah (bank genetik) yang menyimpan berbagai koleksi jenis tanaman mangrove langka khususnya dari daerah Pulau Jawa dan indonesia, tanaman mangrove yang dikoleksi harus mempunyai fungsi sebagai bahan pangan, obat-obatan, tanaman pohon produksi
- Tempat wisata pendidikan dan rekreasi.
Fasilitas yang harus ada:
- Menara Pengamatan
Menara pengamatan untuk mengamati kondisi arboretum, juga untuk pengamatan satwa seperti burung, mamalia dan lain-lain.
- Ekosistem
Arboretum merupakan suatu model yang ekosistem mangrove di segara anakan sehingga semua jenis vegetasi yang tumbuh di lokasi tersebut dapat ditanam di arboretum tersebut. Selain itu koleksi jenis juga bisa diperkaya dengan jenis-jenis mangrove yang ada di Indonesia
- Rumah Kaca
Rumah kaca merupakan fasilitas untuk penelitian dan budidaya jenis-jenis tumbuhan dalam kondisi terkontrol dan terkendali.
- Sarana Wisata
Fasilitas wisata yang harus tersedia antara lain adalah Perahu, dan fasilitas lain yang mendukung untuk kegiatan rekreasi, sehingga bisa menambah pemasukan bagi masyarakat sekitar arboretum dari pariwisata.
Pembangunan arboretum yang lebih tertata berdasar pertimbangan zona dan karakteristik ekosistem mangrove perlu dilakukan untuk memperkuat arboretum yang sudah diinisiasi kelompok masyarakat di Dusun Lempong Pucung Ujung Alang. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mendukung program tersebut adalah:
- Menyusun detail desain pengembangan Arboretum
- Menyusun rencana rencana pengelolaan Arboretum
- Penyempurnaan dan Pengembangan Arboretum
Matriks Program Upaya Pengawetan Jenis dan Plasma Nutfah Serta Perlindungan Satwa Dilindungi dan Terancam
Program | Kegiatan | Sub Kegiatan | Lokasi Program | Pelaksana dan Mitra | Tahun | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |||||
Program pengembangan upaya pengawetan jenis dan plasma nutfah melalui arboretum | Menyusun detail desain pengembangan arboretum | Penyusunan konsep dan detail desain pengembangan arboretum | Kampung Laut | PT. Pertamina RU IV Mitra kerja : 1. Masyarakat 2. Dinas Perikanan Kab. Cilacap 3. KPHK Cilacap 4. BLH Daerah Cilacap 5. BPH Wil. VI 6. Perum Perhutani 7. NGO 8. Perguruan Tinggi | √ | ||||
Menyusun rencana pengelolaan arboretum | Penyusunan rencana pengelolaan berbasis masyarakat, menentukan tata cara pemanfaatan, dan pengawasan serta pengelolaan | Kampung Laut | PT. Pertamina RU IV Mitra kerja : 1. Masyarakat 2. Dinas Perikanan Kab. Cilacap 3. KPHK Cilacap 4. BLH Daerah Cilacap 5. BPH Wil. VI 6. Perum Perhutani 7. NGO 8. Perguruan Tinggi | √ | |||||
Penyempurnaan dan Pengembangan Arboretum | Implementasi penyempurnaan dan pengembangan arboretum - Menata layout dan zonasi - Membuat kantor sebagai pusat informasi - Pelatihan manajemen/pengelolaan - Uji coba dan launching secara resmi | Divisi 3 | PT. Pertamina RU IV Mitra kerja : 1. Masyarakat 2. Dinas Perikanan Kab. Cilacap 3. KPHK Cilacap 4. BLH Daerah Cilacap 5. BPH Wil. VI 6. Perum Perhutani 7. NGO 8. Perguruan Tinggi | √ | √ | ||||
Program perlindungan fauna dilindungi dan terancam | Monitoring satwa dilindungi dan terancam | Survey populasi satwa dilindungi dan terancam | Div 1, 2,3, dan 4 | PT. Pertamina RU IV Mitra kerja : 1. Masyarakat 2. Dinas Perikanan Kab. Cilacap 3. KPHK Cilacap 4. BLH Daerah Cilacap 5. BPH Wil. VI 6. Perum Perhutani 7. NGO 8. Perguruan Tinggi | √ | √ | √ | √ | √ |
Pembuatan site monitoring satwa dilindungi dan terancam | Div 1, 2,3, dan 4 | √ | |||||||
Sosialisasi dan penyuluhan mengenai satwa dilindungi dan terancam | Cilacap/Kampung Laut | √ | √ |